Bahasa latin pada mulanya Bahasa latin mulai tersebar ke penjuru Eropa Pengaruh bahasa latin dalam berbagai bidang Bahasa latin pada zaman ini Kegunaan belajar bahasa latin (pada umumnya) Bahasa latin dalam bidang sastra Kegunaan dalam logika Ragam bahasa latin yang akan dipelajari di sini Buku-buku penunjang |
Bahasa latin bermula dari sebuah suku di daerah yang sekarang termasuk wilayah Italia Tengah. Suku tersebut mendiami wilayah yang disebut Latium sehingga biasa disebut Suku Latium. Latium diduga berasal dari kata dalam bahasa latin, yaitu latus yang berarti datar. Memang daerah itu merupakan daerah tanah datar. Saat ini daerah tersebut disebut Lazio yang terkenal dengan klub sepak bolanya, S.S. Lazio. Kira-Kira, wilayahnya terletak di bagian yang diarsir merah pada peta berikut:
Lambat laun Kekaisaran Romawi menjadi semakin kuat berkat pengembangan teknologi dan budayanya. Hal ini juga sangat mempengaruhi bidang militer. Dengan militer yang semakin kuat, Romawi akhirnya dapat menaklukkan Eropa dengan wilayah sebagai berikut:
Daerah (provinsi) Kekaisaran Romawi disebut dengan diocesis yang kemudian diadopsi oleh Gereja Katolik menjadi sebutan untuk wilayah Gerejawi. Dampak dari perluasan wilayah oleh Romawi ini sangat besar. Budaya Romawi juga ikut tersebar ke seluruh Eropa, tak terkecuali bahasa latium. Bahasa yang awal mulanya hanya digunakan oleh sebuah suku kecil, kini menjadi bahasa internasional dan dikenal di mana-mana. Bahasa latium inipun kemudian bercampur dengan bahasa dan dialek lokal sebagaimana dapat dibayangkan bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang Jawa tentu agak berbeda dari bahasa Indonesia yang dipakai oleh orang Batak misalnya, entah itu dalam hal kosakata, dialek, maupun idiolek. Misalnya, di Diocesis Britanniarum, bahasa latin bercampur dengan bahasa Scott dan Celtic sehingga menjadi bahasa Inggris atau percampuran bahasa latin di Diocesis Hispaniarum kemudian berkembang menjadi bahasa Spanyol dan lain sebagainya.Penggunaan bahasa latin di Eropa merupakan sebuah kewajiban dan bahkan menjadi bahasa formal, paling tidak hingga abad ke 16 bahasa latin masih dianggap sebagai bahasa baku forum ilmiah. Misalnya, Newton masih menulis Principia Mathematicae dalam bahasa latin (bukan bahasa Inggris meskipun ia orang Inggris). Tulisan Dante Alleghieri pun pada masa itu masih dianggap sebagai karya pinggiran hanya karena ia tidak menulis karyanya dalam bahasa latin, namun dalam bahasa Italia. Padahal pada waktu itu merupakan masa kebangkitan ilmu pengetahuan dan masa modern sedang dirintis. Maka dari itu tak heran masih banyak ilmu pengetahuan yang mengambil istilah dari bahasa latin dan bahkan istilah-istilah tersebut masih digunakan sampai sekarang, misalnya dalam Biologi, sistem takson masih menggunakan binomial nomenclature yang notabene merupakan bahasa latin. Pada zaman sekarang, bahasa latin sudah menjadi bahasa mati atau tidak ada lagi yang menuturkannya (oleh karena itu penulisannya tidak diawali dengan huruf kapital, "latin", bukan "Latin". Yang masih setia menggunakan bahasa latin pada saat ini adalah Gereja Katolik. Gereja Katolik masih menulis dokumen-dokumen resminya dengan bahasa latin (hanya ragam tulis, bukan lisan). Jika sekarang bahasa latin sudah tidak digunakan lagi, lalu, apa gunanya pada saat ini belajar bahasa latin? Kita ingat bahwa bahasa latin pernah menjadi bahasa ilmiah dan pengaruhnya juga masih kuat terasa sampai sekarang. Dengan belajar bahasa latin, tidak peduli apapun bidang yang digeluti, dapat mempelajari ilmu-ilmu dengan lebih mendalam. Misalnya, semua ilmu pasti mengenal apa yang disebut dengan definisi. Banyak orang zaman sekarang yang telah tercerabut dari akarnya sehingga memahami definisi sebagai makna atau arti dari sebuah istilah atau terminologi. Padahal, definisi sebenarnya berasal dari bahasa latin, yaitu de + finire yang artinya membatasi (ingat finish dalam bahasa Inggris juga berasal dari finire yang merupakan coniugatio atau kata kerja ke 4 dalam bentuk infinitivus). Mendefinisikan tidak bisa dikatakan sebagai kegiatan mengartikan atau memberi makna, tetapi mendefinisikan adalah memberi batas atau dengan kata lain menentukan batas untuk mengelompokkan. Kegiatan ini disebut menentukan genus atau jenisnya atau menentukan hal yang mau didefinisikan itu masuk jenis atau kelompok mana. Setelah ditentukan genusnya, langkah selanjutnya adalah menentukan differentia specifica-nya. Satu genus (kelompok) tentu memiliki banyak anggota. Jika kita hendak mendefinisikan salah satu anggota, tentu kita perlu mengetahui kekhasan anggota yang hendak kita definisikan itu dibandingkan dengan anggota lainnya. Supaya lebih mudah, kita ambil saja contoh definisi dari mobil. Pertama-tama, kita harus menentukan mobil ini masuk genus apa dan kita masukkan saja kelompok alat transportasi. Dalam kelompok alat transportasi ternyata ada yang lain selain mobil seperti sepeda, motor, kapal, pesawat, dan lain-lain. Maka kita perlu membatasi lagi, yaitu alat transportasi darat atau dengan kata lain, differentia specifica yang pertama adalah darat. Lalu kita kembangkan lagi, alat transportasi darat yang beroda empat dan bermesin, dan seterusnya. dari sini kita dapat melihat pola definisi itu, yaitu genus + differentia specifica 1 + differentia specifica 2 + .... + differentia specifica n. Dengan memahami pola pikir semacam ini, membuat definisi bukan lagi menjadi perkara yang sulit. Bahasa latin sangat membantu untuk membiasakan diri dengan pola pikir yang lurus dan benar (rectum et verum). Selain bidang ilmu pengetahuan pada umumnya, belajar bahasa latin juga sangat bermanfaat bagi siapa saja yang sedang studi sastra, khususnya Sastra Barat seperti Perancis, Inggris, Jerman, Rusia, dan lain-lain. Bahasa latin dapat menjadi dasar yang sungguh bagus untuk memahami pola pikir Barat. Apalagi apa yang dinamakan Barat adalah budaya yang dipengaruhi oleh Budaya Yunani dan Romawi. Sesungguhnya, belajar Sastra Barat adalah belajar Sastra latin dalam dialek masing-masing wilayah. Latin seakan menjadi konsep umum yang merupakan kerangka berpikir dari masing-masing bahasa. Bahkan ada yang mengatakan bahwa pada zaman sekarang pun orang Barat sebenarnya masih menggunakan bahasa latin, hanya saja dalam dialek yang berbeda-beda menurut daerah masing-masing. Dan satu hal ylagi yang menarik, semenjak Negara-Negara Eropa bergabung menjadi Uni Eropa, mereka memerlukan satu bahasa pemersatu yang diwujudkan dalam anthem song mereka yang ternyata berbahasa latin dengan melodi Ode de Joy dari Beethoven. Di samping hal-hal yang telah disebutkan di atas, bahasa latin juga bisa berfungsi sebagai pembelajaran penataan logika berbahasa yang baik. Sebagai bahasa yang dianggap sebagai induk dari banyak bahasa modern, bahasa latin bisa dikatakan cukup ketat dalam logika bahasa. Mulai dari segi tenses (konsep waktu) dan struktur kalimat (yang nanti juga menjadi paradoks tersendiri, lebih lanjut ikuti Pengantar Gramatika 3) hingga jenis-jenis kata, bahasa latin merupakan hal yang sangat tertata rapi. Hal ini membuat pelajaran latin di satu sisi merupakan dasar, tetapi juga merupakan studi lanjutan (setelah belajar bahasa-bahasa lainnya). Mengingat bahasa latin telah melalui perjalanan sejarah yang cukup panjang, telah banyak variasi pula di dalamnya. Paling tidak, ada yang disebut bahasa latin klasik, modern, dan bahasa latin Gerejawi. Yang akan dipelajari di sini adalah bahasa latin Gerejawi karena bahan ajarnya tersedia cukup lengkap hingga sekarang dan dianggap sebagai bahasa latin paling modern. Selain itu, hasa latin Gerejawi juga cukup sederhana sebagai latihan awal. Dengan adanya bahasa latin Gerejawi, bukan berarti bahasa itu punya agama. Di sini hendak membuat lebih jelas mengenai perbedaan istilah dalamperkembangan bahasa latin. Penggunaan istilah itu hanya untuk mempermudah saja. Bahkan sebenarnya, bahan dasar yang digunakan untuk belajar juga bukan dari Kitab Suci, tetapi dari karya Cicero yang berjudul De Bellum Gallicae. Buku ini dinilai cukup komprehensif tapi lebih sederhana dibanding buku lainnya. Tidak menutup kemungkinan nantinya juga akan menggunakan buku-buku ilmiah seperti De Revolutionibus karya Copernicus atau Principia Mathematicae karya Newton. Tapi itu untuk tingkat lanjut. Dalam tingkat dasar ini, yang dipakai adalah buku-buku pelajaran yang mengacu pada buku karya Cicero tersebut. Buku-buku yang diacu antara lain: 1. Elementa Linguae Latinae (edisi lama)
a) Elementa Ringkasan Tata Bahasa dan Sintaksis Bahasa Latin
(Wanamaja, J. Elementa Linguae Latinae, Grammatica dan Syntaxis. Surabaya: Karya Tjotas, 1966)
b) Elementa Linguae Latinae I
(Wanamaja, J. Elementa Linguae Latinae I. Surabaya: Karya Tjotas, 1966)
c) Elementa Linguae Latinae II
(Wanamaja, J. Elementa Linguae Latinae II. Surabaya: Karya Tjotas, 1966)
d) Elementa Linguae Latinae III
(Wanamaja, J. Elementa Linguae Latinae III. Surabaya: Karya Tjotas, 1966)
2. Elementa Linguae Latinae (Revisa)
a) Elementa Linguae Latinae (Liber Primus)
(Smit, Alb, J. Wanamaja, K. Bramantaya. Elementa Linguae Latinae (revisa) Liber Primus. Yogyakarta: Kanisius, 2009)
b) Elementa Linguae Latinae (Liber Secundus)
(Smit, Alb, J. Wanamaja, K. Bramantaya. Elementa Linguae Latinae (revisa) Liber Secundus. Yogyakarta: Kanisius, 2009)
c) Elementa Linguae Latinae (Liber Tertius)
(Smit, Alb, J. Wanamaja, K. Bramantaya. Elementa Linguae Latinae (revisa) Liber Tertius. Yogyakarta:
Kanisius, 2019)
3. Kamus a) Kamus Latin-Indonesia (Prent, K. M, dkk. Kamus Latin-Indonesia. Semarang, Kanisius, 1969) b) Kamus Latin-English and English Latin (Oxford Latin Dictionary. Oxford: Clarendon Press, 1968) 4. Julia, a Latin Reading Book (Maud Reed, London: MacMillan, 1962) 5. Latin for Beginners (Benjamin L. D’Ooge, Boston: The Athenæum Press, 2006) |
No comments:
Post a Comment